SMK PGRI 2 PONOROGO Sebagai sekolah rujukan
SMK PGRI 2 Ponorogo ditargetkan Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) menjadi sekolah rujukan. Ini program Direktorat Pembinaan SMK tahun 2015, dalam pembinaan sekaligus pengembangan sekolah berpotensi menjadi sekolah percontohan bagi SMK lain.
Kepala SMK PGRI 2 PONOROGO, Syamhudi Arifin, SE, MM, didampingi Waka Kurikulum SMK PGRI 2 PONOROGO , Abdul Rokim, dan Drs. Hudiyono,Msi Kepala bidang pendidikan Menengah kejuruan saat berkunjujung ke SMK PGRI 2 Ponorogo mengatakan, sekolahnya mendapat undangan dari Kemendikbud untuk mengikuti seleksi program sekolah rujukan dan ini berlaku se-Indonesia.
Perlu di ketahui ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi untuk meraih sekolah rujukan. Yakni, jumlah siswa minimal 1.000 orang dan minimal memiliki lima program studi (prodi). Selanjutnya, calon sekolah rujukan itu harus memiliki minimal lima sekolah binaan atau aliensi dan juga minimal harus bekerjasama dengan tujuh dunia usaha dan dunia industri (dudi) serta teaching factory lebih ditingkatkan.
Syamhudi Arifin Selaku kepala SMK PGRI 2 Ponorogo menambahkan, jika SMK PGRI 2 PONOROGO terpilih menjadi sekolah rujuan, maka pengembangan sekolah ini lebih meningkat. “Di sini, bukan sekolah induk saja yang dapat berkembang namun juga sekolah binaannya juga turut berkembang. Karena melalui program ini, Kemendibud akan memberikan bantuan pengembangan sekolah,” ucapnya.
kunjungan Drs. Hudiyono, M.si, Kepala Bidang Pendidikan Menengah Kejuruan dan Perti Dinas Pendidikan Jawa Timur, pada
Dalam kesempatan tersebut, Hudiyono melihat langsung proses produksi traktor pemanen padi tersebut di workshopnya. Di sela-sela kunjungannya tersebut, Hudiyono mengungkapkan, pihaknya sangat mengapresiasi hasil karya siswa SMK PGRI 2 Ponorogo ini.
KUNJUNGAN. Drs. Hudiyono foto bersama para staf dan pendiri SMK PGRI 2 Ponorogo, sebelum melakukan kunjungan ke workshop traktor panen.
“Kami melihat pelaksanaan di sini memang luar biasa, dimana prinsip-prinsip pembelajaran disini telah sesuai dan sudah bukan miniatur lagi, jadi sudah seperti industri betul, hanya kita akan selalu membantu untuk terus meningkatkan,” kata Hudiyono, Kamis (23/4)